Sabtu, 23 April 2011

Puisi - puisi

SETELING OF CYNICAL
Kepada: Dosen Kiler
Senyum sang rival adalah sebuah somasi
Bernada sarkasme
Senyum sang rival bukanlah gesag
Dari cahaya rekah langit
Rival dalam senyum hanya otoriter seteling
Senyum dalam rival sebatas rona cynical
Yang menggunung
Rival adalah jembatan saraswati
Yang mendefinisikan aku sebagai jiwa lembek
Boleh saja rival memandangku sebagai jiwa kerdil
Tapi rival tak berhak menghujaniku
Dengan vista bernada cinycal
Karena aku tak mau dipermalukan sebagai tokoh komedi picisan
Di balik air mata aku punya sastra penadahnya
Aku bisa bersarkasme lebih tajam dari cynical smile-mu
Boleh kau jadikan seteling sebagai revolver
Tapi aku bukan sekedar pujangga yang terkapar hina
Di balik diamku ada sugesti sastra,
Untukmu ripal..sebuah somasi terakhir!
Kau beri aku cynical…
Berarti kau injak setelingmu sendiri
#Insiden , 26 Maret 2000

TOGA

Ada senyum kemenangan
Ada tangis keharuan dan ceria kepanjangan
Lulus, lulus, lulus…
Sampai lemas hati mengelus kata
Yang begitu halus, terbayang realita kerja
Menanti di depan mata
Nalar yang biasa bergelut
Dengan teori dan filsafat kini diakhiri
Topi toga yang merangkai kata wisuda
Selamat tinggal kampus!
Selamat tinggal pak dosen dan bu dosen
Selamat tinggal obsesi sarjana
Kini lahir peran alumnus bertoga sukses
Toga, toga, toga…
Ada merana di balik kemenangan
Sepuluh tahun jadi tenaga sukwan
Toga, toga, toga…
Ada kecewa di balik keharuan
Minimal sedia sekian jeti erpe sogokan
Toga, toga, toga…
Lepas toga bingung kerja
, 2001

CATATAN BULAN PURBA
By: Lilis Ganesti
Setahun lalu kulihat gerhana total
Menepis payung bumi nan kelam
Hingga saujanaku merintih
Didera lara atas cinta yang tlah purba
Setahun lalu bulan purba
Menepis lazuardi senja
Menghitung tiga butir gemintang
Di atas kepedihan dua dara
Yang pedih akan siksa dan…
Yang pedih akan dendam lama, #Episode cinta, 2001







DIBAWA GELOMBANG
Karya: Sanusi Pane
Sumber: Madah Kelana
Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu,
Tidak berpawang, tidak berkawan,
Entah ke mana aku tak tahu.
Jauh di atas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad.
Dengan damai mereka meninjau
Kehidupan bumi, yang kecil amat.
Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan angin di daun;
Suaraku hilang dalam udara,
Dalam laut yang beralun-alun.
Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu,
Tidak berpawang, tidak berkawan,
Entah ke mana aku tak tahu.




SENJA DI PELABUHAN KECIL
Karya: Chairil Anwar, 1946
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang seerta temali, kapal, perahu tidak berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelapak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap








IBU KOTA SENJA
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Sumber: H.B. Jassin, Kesusastraan Indonesia
Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi
Di sungai kesayangan, o, kota kekasih
Klakson oto dan lonceng trem saing menyaingi
Udara menekan berat di atas jalan panjang berbelokan
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengurai dan layang-layang membara di langit barat daya
O, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu
Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sedrhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dini hari
Serta di keabadian mimpi-mimpi manusia
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam panghidupan sehari-hari, dalam kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenang tertawa tak berdosa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layang-layang senja melambung hilang
Dalam hitam malam menjulur tergesa
Sumber-sumber murni menetap terpendam
Senantiasa diliputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan nafas bebas lepas
O, kota kekasih setelah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku





PADAMU JUA
Karya: Amir Hamzah
Sumber: Nyanyian Sunyi
Habis kikis, segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu Seperti dulu
Kaulah kandil kermerlap
Pelita jendela di dalam gelap
Melambai pulang perlahan
Satu kekasihku Aku manusia
Rindu rasa Rindu rupa
Di mana engkau rupa tiada suara ssayup
Hanya kata merangkai hati
Engakau cemburu, engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Saying berulang padamu jua
Engkau petik menarik angin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi menunggu seorang diri
Lalu waktu bukan giliranmu
Matahari bukan kawanku

ENGKAU MENUNGGU KEMARAU
Karya: Abdul Hadi
Di guest house
Engkau menunggu kemarau
Hari hampir malam
Membersihkan pelabuhan
Sebelum engkau berdiri pergi
Di langit lembayung terdengar suara awan
Bahwa rawan sudah kau siapkan
Bahwa kesal sudah kau diamkan

SAMAR-SAMAR
Karya: Abdul Hadi
Ada yang memisahkan kita, jam dan dinding ini
Ada yang memisahkan kita, bumi bisik-bisik ini
Ada. Tapi tak ada kucium wangi kakimu sebelum kau pergi
Tak ada. Tapi langkah gerimis bukan sendiri




ANGIN MENDESIR LAGI
Karya: Abdul Hadi
Angin mendesir lagi
Hampir mengantuk
Ada sepi
Berbisik di dahan-dahan pohon
Lagi tahu, gerimis turun
Di luar kamar yang tembaga
Engkau bergetar karena musim
Cermat dalam kata
Dan tahu ada yang tiada
Bangkit di jendela
Dan mungkin senja
STANZA
Karya: W.S. Rendra
Penerbit: Pustaka Jaya, 1994
Ada burung dua, jantan dan betina
Hinggap di dahan.
Ada daun dua, tidak jantan tidak betina
Gugur dari dahan
Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua, pergi ke selatan
Ada burung, daun, kapuk, angin dan mungkin juga debu
Mengendap dalam nyanyiku
KANGEN
W.S. Rendra
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak akan mengerti segala lukaku
Karna cinta tlah sembunyikan pisaunya
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti
Aku tungku tanpa api








MALAIKAT DI GEREJA ST JOSEF
By: W.S. Rendra
Kumpulan puisi “Ke altar dan sesudahnya”
Di Gereja St Josef
Tanggal 31 Maret 1959
Di pagi yang basah
Seorang malaikat telah turun
Seorang malaikat remaja
Dengan rambut keriting
Berayun di lidah loncenng
Maka sambil membuat bahana indah
Dinyanyikannya masmur
Yang mengandung sebuah berita
Yang bagus
Dan kakinya yang putih indah
Terjuntai





SINAR BINTANG
By: Sutan Takdir Alisyahbana
Tebaran Mega, 1996
Senja turun , kekasihku!
Perlahan-lahan gelap merayap di bumi
Pohon yang jauh menjadi kabur
Dan menggelap segala warna.
Bertambah kelam rupa bayangan
Dan menepislah segala baris
Letih lesu unggas di sawang mengepak sayap
Makin rapat senja berjalin
Makin mesra rasa di hati
Kenangan melayang jauh tiada tertuju
O, kekasih, alangkah sunyi sepi seluruh bumi!
Segala mengabur, segala menyatu
Pilu seseni ini belum pernah terasa
Di langit senja menjelang bintang takut berani
Jauh hingga berkelip sinar di cakrawala
Mendalam, mendalam malam!
Biar segala bersatu menghitam di bumi
Beta hendak menengadahkan kepala ke langit terbentang,
Beta hendak menyambut bintang bersinar di kalbu
Ya, ya demikianlah kekasihku!
10 Mei 1935
CINTAKU JAUH DI PULAU
Chairil Anwar “Deru campur debu”
Cintaku jauh di pulau,
Gadis manis , sekarang iseng sekarang.
Perahu melancar, bulan memancar
Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
Angin membantu, laut tenang, tapi terasa
Aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja”.
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau
Kalau ‘kumati, dia mati iseng sendiri,



KREMATORIUM MATAHARI
Soni Farid Maulana
Mendengar lalat, berdzikir di darat sapi
Di pasar, kucing mengorek tong sampah yang terguling
Tak ada tulang ayam selain bau manusia yang pergi
Dan aku terluka oleh lipstick di bibirmu!
Di berikut perjalanan. Jauh di keheningan hutan
Aku mendengar batu pecah di dasar sungai. Di dasar
Hatiku, mengapa dia yang selalu kutempuh? O, belon
Dan baja di kota, menandai status kehormatan
Dan aku terbuka oleh lipstick di bibirmu
Mekar dalam meja kantor-kantor. dalam kertas perjanjian
Menyeni TV bernyanyi. Menguatkan bau manusia yang pergi
Kau perabukan di tabung hair-spray tanpa dosa dan tuhan




SEBAB DIKAU
Amir Hamzah; Nyanyian Sunyi
Kasihan hidup sebab dikau
Segala kuntum mengoyak kepak
Membunga cinta dalam hatiku
Mewangi sari dalam jantungku
Hidup seperti mimpi
Lalu lakon di layar terkelar
Aku pemimpi lagi penari
Sadar siuman bertukar-tukar
Maka merupa di latar layar
Wayang warna menayang rasa
Kalbu rindu turut mengikut
Dua sukma esa-mesra-
Aku boneka engkau boneka
Penghibur dalang mengatur tembang
Di layar kembang bertukar pandang
Hanya selagu sepanjang dendang
Golek gemilang ditukarnya pula
Aku engkau dketok terletak
Aku boneka engkau boneka
Penyenang dalang mengarak sajak


PERMINTAAN
Muhammad Yamin
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Di mana laut debur mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Di sanalah jiwaku mulai tertabur
Di mana ombak sembur menyembur
Membasahi barisan sebelah pasir
Di sanalah hendaknya aku terkubur





RENDEZVOUS
Taufik Ismail
Sejarah telah singgah
Ke kemah kami
Ia menegur sangat ramah
Dan mengajak kami pergi
“Saya sudah mengetuk-mengetuk
Pintu yang lain” katanya
“Tapia amat heran
Mereka berkali-kali menolakku di ambang pintu”
Kini kami beratus ribu
Mengiringkan langkah sejarah
Dalam langkah yang seru
Dan semakin cepat
Semakin dasyat
Menderu-deru
Dalam angin berputar
Badai peluru
Topan bukit batu


BERDIRI AKU
Amir Hamzah
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau menyusuri puncak
Berjuang datang ubun terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengepas emas
Hari ke gunung meuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengarak corak
Elang luka sayap tegulung
Dimabuk warna berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Mengecap hidup bertentu tuju

NYANYIAN ORANG-ORANG TERLUKA
Safari Nurzaman
Di tengah hujan dan badai
Seorang bocah lelaki mendaki malam dengan bugil dan gigil
Ia memanggil nama negerinya terbata-bata
Ia terjatuh dalam lapar dan ketunaan
Bapak ibunya telah tiada terbakar kota ini
Bocah tumbuh di tengah malam
Mengisi hidup di antara kegelapan
Ia sudah lupa tentang tangis dan janji manis
Ia adalah definisi dosa-dosa mereka
Di reruntuhan gubug orang membumi
Seorang gadis cilik membasahi ratap dengan air mata
Mencoba mengingat siapa dirinya
Padahal langkahnya masih jauh ke tepi dunia
Dan ia terlalu polos menelusuri belantara hidup
Tanpa apa-apa, tanpa siapa-siapa
Kini ia tak perduli pada hukum kehidupan
Pasal dirinya telah hilang sudah
SAJAK
Rachmat Djoko Pradobo
Suatu hari kita bertemu
Di mana tapi,
Di alam nyata atau di alam mimpi
Tapi apapun terjadi
Kau selalu dalam hatiku
Aku rindu kata-katamu
Yang kau bungkus dalam kelembutan sutra
Adalah senyummu yang kau hanyutkan
Dalam alir sungai sajak- sajakmu
Apakah kau pun rindu padaku
Akupun tak peduli
Aku percaya kau pun selalu menyelam
Dalam denyut nadiku yang
Mengalun dalam sungai pikirku
Tapi, sayang
Lama tak berdenyar senyummu sutra
Lewat kristal-kristal katamu nyala
Yang berdenyar-denyar cemerlang
Yang selalu kurindu terngiang-ngiang
SUMPAH KLASIK
By: Lilis Ganesti, 2000
In: Serial Bulan Purba
Aku insyapi, bulan itu bukan milikku
Aku sadari, bulan itu takkan pernah kumiliki
Dan aku yakini, bulan itu kan tetap mengitari malamku
Aku sumpahi bulan itu kan abadi
Di langit rekahku,
Dan dia kan terus dan terus tersiksa, karena…
Aku takkan pernah memilkinya
Aku akan bahagia
Andai dia tetap tergoda demi ketersiksaanku
Dan demi dendam rinduku
Kuingin bulan terobsesi kenangan
Hingga kuyakini cahaya klasik itu
Terus terjatuh di hatiku





TENTANG MALAM
Episode serial bulan purba
Ada kalanya senja datang
Bersama gemintang
Ada kalanya malam tiba
Bersama bulan purnama
Dan ada kalanya pagi hilang
Bersama titik baying
Senja datang karena ada siang
Malam tiba karena senja kecewa
Pagi hilang karena siang melenggang
Dan cinta singgah
Ada kalanya bersama suka
Pergi lagi karena
Ada kecewa


Edisi 2000 Lies Ganesti



Halo-Halo Bandung
Halo-Halo Bandung ibu kota periangan Halo-Halo Bandung kota kenang-kenangan sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau sekarang telah menjadi lauttan api maribung rebut kembali.
ISMAIL MARJUKI
NAMA: FITRAN RENDRA LUGINA
KELAS:2 B
UMUR:8
SEKOLAH:SDN GANEAS 1
ORANG TUA:YUDI DAN LILIS


I HEART YOU
Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu
Selalu peluhpun menetes tiap dekat kamu
Kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku
Selalu merinding romaku tiap kau sentuh aku
Kenapa otak ku beku tiap memikirkanmu
Selalu tubuhku lunglay tiap kau bisikan cinta…………
Reff:you nome sowell
Gril,I need you
Gril,I love you 2kali baca
Gril,I heart you
Taukah kamu saat kita pertama jumpa
Hatiku berkata padamu ada yang berbeda
Taukah sejak kitasering jalan bersama
Tiap jam,menit,detik ku hanya ingin berdua
Taukah kamu ku takan pernah lupa
Saat kau bilang punya rasa yang sama
Ku tak menyangka aku bahagia ingin ku peluk dunia kau izinkan aku tuk dapatkan rasakan cinta
Gril,I need you
Gril, Ilove you 2 kali baca
Gril, I heart you
Hatiku rasakan cinta yang kuat ku salah tingkah I no me sowell you no me sowell you hert me gril I heart you blak
I need you love you ah ah ah gril I need you I love you I heart you bye bye bye
Back to reff
Tak ada yang bisa memisahkan cinta waktu pun takan tega…. Kau dan aku bersama selamanya.


NAMA:LINGGAR SITI RAHAYU
KELAS: IV B
UMUR:11 TAHUN
SEKOLAH:SDN GANEAS 1

KU TETAP MENANTI
Meski diriku bukan milik mu namun hati ku tetap untuk mu berjuta pilihan di sisiku takan bisa mengganti kan mu. Walau badai menerpang cinta ku takan ku lepas berikan ke sempatan untuk membuktikan ku mampu jadi yang terbaik dan masih jadi yang terbaik .
REEF:Ku akan menanti meski harus penantian panjang ku akan tetap setia menunggumu ku tau kau hanya untuk ku biarlah waktupun habis oleh penantian ini hingga kau percaya betapa besar cintaku pada mu ku tetep menanti .walau badai menerpang cinta ku takan ku lepas berikan kesempatan untuk membuktikan ku mampu jadi yang terbaik dan masih jadi yang terbaik .Kuakan menanti meski harus penantian panjang ku akan tetap setia menunggumu ku tau kau hanya ha….nya untukmu ……biar lah waktupun habis oleh penantian ini hingga kau percaya betapa besar cinta ku pada mu kutetap menanti cintaku padamu ho oooooooooo ku tetap menanti.
Back to reef

Tidak ada komentar:

Posting Komentar